Tanggul Jebol, Rumah-rumah dan Sawah Terendam

Tanggul Jebol, Rumah-rumah dan Sawah Terendam

CIREBON-Wilayah utara Cirebon diterjang banjir. Hujan dengan intensitas tinggi sejak Rabu sore (2/1) hingga Kamis dini hari (3/1) membuat tanggul-tanggul jebol. Air pun meluap, merendam puluhan rumah warga dan ratusan hektare lahan pertanian. Salah satu desa terdampak banjir adalah Desa Gujeg, Kecamatan Panguragan. Sekitar 40 rumah warga di desa itu terdampak banjir. Selain itu, sawah seluas 160 hektare juga terendam. Ketinggian air mencapai 30-50 cm. Namun begitu, tidak ada warga yang diungsikan. Karena perlahan volume air mulai menurun. Selain curah hujan tinggi, kiriman banjir dari Desa Kreyo, Kecamatan Klangenan, dan jebolnya tanggul di Sungai Winong, Desa Panguragan Wetan, menjadi penyebab air tak kunjung surut hingga Kamis siang (3/1). \"Biasanya udah surut. Ini karena tanggulnya jebol, jadi sampai sekarang (kemarin, red) airnya masih menggenang,\" ujar Anton, mandor Desa Gujeg saat meninjau lokasi terdampak bajir, kemarin. \"\"Dikatakan Anton, banjir di desanya terjadi dalam kurun waktu 2 tahun ke belakang. Selain rumah warga, sedikitnya 160 hektare sawah terendam. “Banjir tahun kemarin kiriman juga banyaknya, dari sungai di Desa Jemaras, Kecamatan Klangenan. Tahun ini lebih rendah ketinggiannya. Selain puluhan rumah kena, air juga menggenangi 160 hektare sawah yang sudah tanam dan pembibitan,” paparnya. Pantauan Radar Cirebon, Kamis siang (3/1) ketinggian air mulai menurun. Beberapa warga yang rumahnya tergenang mulai melakukan pembersihan. Meski begitu, aktivitas warga yang rumahnya tergenang banjir, masih tampak terganggu. Bahkan pemotor yang nekat melintasi area banjir, beberapa di antaranya harus mogok di tengah jalan. Warga Blok 4 Desa Gujeg, H Romli, mengatakan hujan deras disertai angin dalam waktu lama membuat rumahnya menjadi salah satu yang terdampak banjir. Akibatnya, dirinya bersama anggota keluarga lain mengungsi di rumah sang anak yang memiliki pondasi yang lebih tinggi. “Ini akibat hujan dari sore sampai pagi, ditambah jebol tanggul. Di sini (Blok 4, red) yang paling parah. Rumah saya terendam dan semalam mengungsi di rumah anak yang lebih tinggi, masih di Blok 4,\" tutur H Romli kepada Radar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: